Khutbah Jumat: Kemarau Panjang
Khutbah Jumat: Kemarau Panjang ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 5 Rabi’ul Akhir 1445 H / 20 Oktober 2023 M.
Khutbah Jumat: Kemarau Panjang
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ…
“Telah muncul kerusakan di daratan dan di lautan diakibatkan perbuatan-perbuatan manusia…” (QS. Ar-Rum[30]: 41)
Ibnu Abbas berkata: “Disebabkan oleh dosa-dosa mereka.”
Kita umat Islam meyakini bahwa musibah yang menimpa bukanlah sebatas fenomena alam, akan tetapi itu akibat dosa-dosa yang dilakukan oleh manusia kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Allah berfirman:
وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ
“Tidaklah musibah yang menimpa kecuali semua itu akibat dosa-dosa kalian, dan Allah memaafkan banyak manusia.” (QS. Asy-Syura[42]: 30)
Munculnya berbagai macam hal-hal yang kita tidak inginkan, entah itu gempa bumi, tsunami, kekeringan, atau musim kemarau yang sangat panjang, semuanya itu akibat dari dosa-dosa kita.
Akan tetapi, saudaraku.. Saat kita ditimpa musibah malah kembali kepada Allah, itu adalah merupakan kebahagiaan untuk kita. Namun ketika Allah memberikan peringatan-peringatan, tapi kita tidak mau kembali kepada Allah, tidak mau kita menjadikan hal itu sebagai pelajaran untuk hidup kita dan untuk diri kita, maka Subhanallah, betapa kerasnya hati kita kalau begitu, saudaraku?
Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Pemaaf; Allah tidak menjadikan setiap maksiat untuk kita langsung diberikan balasan di dunia, akan tetapi Allah masih memberikan kepada kita uluran demi uluran, waktu demi waktu, agar kita mau bertaubat kepada Allah. Terkadang Allah timpakan musibah agar menjadi pelajaran.
…عِبْرَةٌ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ…
“Pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Yusuf[12]: 111)
Pelajaran agar segera kembali kepada Allah. Akan tetapi kerasnya hati yang menjadikan kita tidak mau mengambil pelajaran, saudaraku.
Maka kewajiban kita, saudaraku.. Kembalilah kepada Allah. Allah berfirman:
وَأَنِيبُوا إِلَىٰ رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ…
“Kembalilah kepada Rabb kalian dan berserah dirilah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Az-Zumar[39]: 54)
Maka sesungguhnya ketika kita kembali kepada Allah, kita mohon ampun kepada Allah, kita istighfar kepada Allah, saat itu Allah pasti bukakan kepada kita pintu-pintu keberkahan. Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’anul Karim, ketika menyebutkan perkataan Nabi Nuh kepada kaumnya:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا ﴿١٠﴾ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا ﴿١١﴾ وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارًا ﴿١٢﴾
“Aku berkata: ‘Wahai kaumku, minta ampunlah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun. Niscaya Allah kirimkan kepada kalian hujan yang lebat. Allah akan memberikan kepada kalian harta dan anak-anak, dan Allah akan menjadikan untuk kalian kebun-kebun dan sungai yang mengalir.`” (QS. Nuh[71]: 10-12)
Subhanallah.. Itulah saudaraku.. Ketika kita kembali kepada Allah, mohon ampun akan dosa-dosa kita, semua kita istighfar minta ampun kepada Allah, pastilah saudaraku, Allah akan menghindarkan adzab dari kita. Allah Ta’ala berfirman:
…وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Allah tidak akan mengadzab mereka selama mereka masih mohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Al-Anfal[8]: 33)
Tapi ketika sudah kita tidak lagi minta ampun kepada Allah, kita tertipu oleh dosa-dosa kita, kita asyik dengan maksiat kita, jangan salahkan bila Allah memberikan kepada kita pelajaran agar kita mau kembali.
Saudaraku.. Sesungguhnya dosa itu mencabut keberkahan dalam hidup kita. Dosa itu menimbulkan berbagai macam kesialan, saudaraku. Dosa itu setidaknya menjauhkan hati kita dari Allah Rabbul ‘Alamin. Itu saja bencana besar untuk hati kita.
Adzab yang kita rasakan, sesuatu yang kita lihat berupa tsunami dan gempa bumi, itu masih ringan dibandingkan adzab yang kita tidak rasakan. Ketika hati kita dijadikan gelap gulita, tak lagi mengenal mana kebenaran mana kebatilan. Ketika hati kita tidak lagi mencintai ketaatan, malah kemudian hati kita mencintai kemaksiatan, itu merupakan musibah besar yang menimpah hidup kita.
Maka banyaklah kita mohon ampun kepada Allah, agar Allah tidak menimpakan kepada kita adzab yang lebih berat kepada kita.
Khutbah Jumat: Kemarau Panjang
Namun umat Islam ini memang umat yang disayangi oleh Allah. Dalam hadits yang dihasankan oleh Syaikh Al-Albani, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إِنَّ أُمَّتِيْ أُمَّةٌ مَرْحُوْمَةٌ، لَيْسَ عَلَيْهَا فيِ اْلآخِرَةِ حِسَابٌ وَلاَ عَذَابٌ، إِنَّمَا عَذَابُهَا فيِ الْقَتْلِ وَالزَّلاَزِلِ وَالْفِتَنِ
“Sesungguhnya umatku adalah umat yang disayangi, tidak ada hisab juga diadzab baginya di akhirat, tapi adzabnya (di dunia) dengan dibunuh, diberikan gempa bumi dan berbagai macam ujian yang menimpa.” (HR. Al-Hakim)
Alhamdulillah, ketika Allah masih memperingatkan kita, maka itu tanda Allah sayang kepada kita. Imam Ath-Thabrani meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا، وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافِيَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada seorang hamba, Allah percepat sanksinya di dunia. Tapi Allah apabila menginginkan keburukan seorang hamba, Allah biarkan ia dengan dosanya, sampai Allah berikan semuanya kelak pada hari kiamat.” (HR. At-Tirmidzi, Ath-Thabrani, Dinyatakan Hasan shahih oleh al-Albani)
Dan tentunya, saudaraku.. Adzab akhirat lebih mengerikan lagi. Bukan berarti kita meminta kepada Allah agar dipercepat sanksi kita di dunia, tidak. Tapi kita mohon kepada Allah agar Allah berikan kebaikan di dunia dan akhirat.
Maka, saudaraku.. Banyaklah kita istighfar kepada Allah, minta ampun kepadaNya. Rasul kita yang mulia ‘Alaihish Shalatu was Salam bersabda:
يا أيُّهَا النَّاسُ، تُوبُوا إلى اللهِ واسْتَغْفِرُوهُ، فَإنِّي أَتُوبُ في اليَّومِ مائةَ مَرَّةٍ
Bayangkan, akhi, Rasulullah yang sudah dijamin masuk surga saja, istighfarnya sampai 100 kali. Maka kita, yang tidak ada jaminan, hendaknya lebih banyak lagi mohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Download mp3 Khutbah Jumat: Kemarau Panjang
Podcast: Play in new window | Download
Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Khutbah Jumat: Kemarau Panjang” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53493-khutbah-jumat-kemarau-panjang/